Tembakoe, Koelie, dan Toean: Potret Kehidupan Sosial Masyarakat Besuki Dalam Visualisasi Arsip Foto KITLV

Tembakau yang dibawa oleh Belanda pada akhirnya membawa sebuah perubahan bagi masyarakat bumu putra di Nusantara. Tembakau ibarat pedang bermata dua, bagi pemerintah kolonial tembakau mendatangkan keuntungan yang sangat besar sejak abad ke XVIII _ XIX. Sartono Kartodirjo menjelaskan bahwa jumlah hasil produksi tembakau meningkat pesat antara tahun 1870 – 1913, peningkatan ini juga dipengaruhi oleh kemunculan perkebunan tembakau baru di berbagai wilayah di Jawa dan Sumatera.
Kemunculan tembakau juga membuat perubahan stratifikasi sosial dalam kehidupan masyarakat bumiputera di wilayah Besuki. Jelas saja, bahwa tembakau sangat menguntungkan bagi para pemilik perkebunan yang didominasi oleh orangorang Belanda dan Tionghoa, namun apakah hasil tembakau juga membawa berkah bagi masyarkat bumiputera di wilayah besuki? pertanyaan ini akan digambarkan dalam pameran virtual arsip foto yang dimiliki oleh KITLV. Foto-foto ini setidaknya dapat memberikan sedikit gambaran bagaimana kondisi sosial pada awal abad XX di Besuki yang sedang menikmati kekayaan dari hasil perkebunan.
Translate »